Saat gigi patah, lepas, atau rusak, salah satu cara untuk membantu memperbaiki tampilan gigi yaitu lewat prosedur pemasangan crown gigi. Meski demikian, penggunaan crown gigi atau mahkota ini punya efek samping yang perlu kalian ketahui.
Munculnya efek samping ini bisa terjadi karena crown yang dipasang perlu berkontak langsung dengan gusi. Tujuannya agar mampu menyokong gigi asli dengan lebih kuat. Karena posisinya yang dekat dengan jaringan sekitar gigi yang sensitif, maka ada beberapa risiko yang dapat terjadi. Apa saja efek samping tersebut?
Gigi Sensitif
Hal ini merupakan efek samping paling umum. Terutama bila gigi yang baru dipasangi crown masih punya saraf yang lengkap. Gigi akan menjadi sensitif terhadap suhu panas, dingin, serta makanan tertentu. Jika gigi terasa tidak nyaman atau ngilu saat menggigit, bisa jadi karena crown dipasang terlalu tinggi. Cobalah berkonsultasi dengan dokter guna memperbaiki posisi mahkota gigi.
Longgar atau Lepas
Seiring waktu, perekat crown akan terkikis. Hal ini tidak hanya membuat crown longgar. Akibatnya, crown tidak lagi menempel dengan kuat pada gigi asli. Selain itu juga memungkinkan bakteri masuk dan menyebabkan gigi membusuk. Solusinya, dokter gigi akan memperbaiki dan memasang crown kembali. Namun, jika crown atau gigi asli rusak, dokter akan mempertimbangkan untuk membuatkan crown yang baru.
Crown Patah
Mahkota gigi dari porselen bisa patah akibat tekanan yang besar. Tekanan tersebut bisa dari kebiasaan menggigiti kuku dan benda keras, makanan keras, membuka bungkus makanan dengan gigi, atau perilaku lainnya yang merusak gigi.
Retak atau patah kecil pada crown bisa diperbaiki dengan menempelkan bahan berupa komposit resin. Sementara untuk kerusakan parah, perlu membentuk ulang crown gigi atau menggantinya dengan yang baru.
Alergi
Bagi yang alergi logam atau porselen, pemasangan mahkota gigi dapat memicu reaksi alergi. Efek ini memang langka, tapi pengguna crown gigi tetap perlu waspada. Beberapa gejala alergi yang muncul antara lain rasa terbakar pada mulut atau gusi, gingival hyperplasia, lidah mati rasa sebelah, hingga peradangan pada mulut bibir
Gusi Bengkak
Pemakaian mahkota gigi juga lebih berisiko mengalami gingivitis yang ditandai dengan peradangan pada gusi sehingga tampak kemerahan dan mudah berdarah. Jika dibiarkan, gingivitis dapat bertambah parah dan menyebabkan gusi tertarik dari crown gigi.
Pastikan Crown Gigi Dibuat dan Dipasang oleh Dokter Gigi yang Kompeten
Jika Anda memakai mahkota gigi, kemudian merasakan rasa sakit atau tidak nyaman, segera periksakan ke dokter gigi yang kompeten. Pasalnya, untuk mengatasi rasa sakit ini sangat bergantung pada penyebabnya.
Dokter gigi biasanya akan melakukan diagnosa dengan bantuan foto rontgen. Nantinya dokter gigi kami akan melakukan evaluasi apakah mahkota gigi Anda bisa dipertahankan, perlu dilakukan perawatan khusus, atau bahkan mungkin perlu diganti dengan yang baru.
Pemeriksaan ini wajib dilakukan agar mahkota gigi bisa terjaga keutuhannya dan tidak membahayakan, serta memaksimalkan fungsinya. Yaitu untuk memperbaiki tampilan gigi agar terlihat natural dan estetik.
Yang juga paling penting, ketika Anda ingin memasang crown gigi, pastikan mahkota gigi tersebut dibuat oleh dokter yang berpengalaman untuk meminimalisir risiko-risiko di atas
Wibowo Dental Clinic, Pioner Digital Dentistry di Surabaya
Wibowo Dental Clinic merupakan pionir dental dentistry di Surabaya yang telah eksis sejak tahun 1978. Klinik penerima rekor MURI ini memiliki tim dokter spesialis yang bekerja secara terintegrasi untuk memastikan perawatan gigi dan mulut pasien dapat dilakukan dengan maksimal.
Kerap diliput oleh berbagai media, Wibowo Dental Clinic telah dipercaya oleh berbagai kalangan, termasuk para tokoh nasional untuk melakukan perawatan gigi. Di antaranya adalah Menteri Sosial Tri Rismaharini, Pemilik Maspion Group Alim Markus, Menteri BUMN 2011-2014 Dahlan Iskan, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, dll.
Untuk Konsultasi mengenai dengan Wibowo Dental Clinic, klik di sini