Saat ini, di kalangan para selebriti dan sosialita muncul tren memiliki gigi yang putih, yang bahkan putihnya melebihi warna normal gigi umumnya. Dan, untuk mendapatkan tampilan tersebut, mereka bahkan rela membayar sangat mahal. Ingin tahu tips gigi putih ala selebriti? Ada dua pilihan perawatan yang bisa Anda coba, yaitu bleaching dan veneer. Beda paling mendasar antara keduanya yaitu putih pada bleaching tidak permanen. Sementara pada veneer, putihnya akan permanen.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan dan perbedaan antara perawatan bleaching dan veneer.
Bleaching
Tips gigi putih ala selebriti yang pertama adalah bleaching. Perawatan ini lebih dimaksudkan untuk menghilangkan noda pada gigi dan membuat gigi semakin berkilau hanya dalam satu kali kunjungan. Nantinya, dokter akan mengoleskan bahan pemutih ke permukaan gigi dan membiarkannya untuk beberapa waktu.
Bahan pemutih ini akan diserap ke lapisan email dan dentin gigi. Begitu mencapai lapisan tersebut, pemutih akan bereaksi pada tingkat molekuler yang pada dasarnya melarutkan molekul pada noda gigi. Setelah 24 jam, bahan pemutih akan diserap oleh tubuh dan tidak efektif lagi. Jadi, bleaching hanya bisa menghilangkan noda yang ada pada saat itu saja.
Itulah mengapa proses pemutihan ini hasilnya tidak bertahan lama. Rata-rata hasil bleaching gigi bisa bertahan selama 6 bulan hingga 3 tahun. Sebenarnya ketahanan warna putih hasil bleaching juga tergantung pada gaya hidup.
Dalam hal gaya hidup, dua faktor penting yang memengaruhi daya tahannya, yaitu pola makan dan kebiasaan membersihkan gigi. Bila Anda tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik, mengonsumsi makanan tertentu, atau melakukan kebiasaan yang bisa memengaruhi warna gigi, bisa dipastikan gigi Anda akan kembali menguning dalam waktu dekat. Oleh karena itu, setelah mendapatkan gigi putih dari perawatan bleaching, sebaiknya dijaga dan dirawat agar bertahan lebih lama.
Cara terbaik menjaga bleaching gigi agar bertahan lama yaitu memperhatikan kebersihan mulut. Menyikat gigi dua kali sehari dan flossing secara teratur bisa menjaga gigi tetap putih berkilau dan sehat. Selain itu, banyak air selama dan setelah makan untuk membantu “mencuci” gigi dan membersihkan sisa makanan yang bisa menyebabkan perubahan pewarnaan.
Cara lain yang juga bisa dilakukan yaitu menggunakan pasta gigi dengan pemutih untuk membantu mengurangi noda. Bila Anda mengonsumsi jus buah atau smoothie setelah bleaching, gunakan sedotan agar serat minuman ini melewati gigi Anda sehingga tidak meninggalkan noda.
Veneer
Tips gigi putih lannya adalah Veneer, yang merupakan prosedur medis dengan menempelkan veneer di bagian depan gigi. Veneer terbuat dari resin atau porselen, dan akan menempel secara permanen. Dengan veneer, warna gigi dapat menjadi lebih cerah, putih, dan berkilau.
Dibanding tindakan medis gigi lainnya, masa pemulihan setelah prosedur veneer gigi cenderung lebih cepat. Pasien yang sudah menjalani pemasangan veneer gigi biasanya juga dapat langsung makan atau minum secara normal.
Kendati demikian, pada beberapa kasus, gigi yang baru ditempeli veneer akan terasa aneh dan kasar. Hal ini umumnya berasal dari sisa-sisa semen yang menempel dan mengering di permukaan gigi. Namun, sisa-sisa semen tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Sebelum perawatan veneer, dokter akan mengevaluasi kondisi gigi dan mulut pasien untuk memastikan tidak ada gigi berlubang, radang gusi, perdarahan gusi, atau penyakit akar gigi. Dokter juga akan melakukan rontgen untuk memastikan kesehatan gigi.
Jika gigi pasien tidak rapih, maka dokter akan melakukan pemasangan kawat gigi sementara agar veneer dapat serasi dengan gigi lainnya. Setelah kondisi gigi diperiksa, gigi pasien akan digerus terlebih dahulu untuk menghilangkan lapisan enamel gigi.
Cara Pemasangan dan Bahan Veneer
Cara pemasangan veneer gigi terbagi menjadi dua jenis, yaitu prep dan no-prep. Pada veneer prep, gigi yang akan dipasang veneer digerus terlebih dahulu hingga mencapai lapisan bawah enamel gigi. Tujuannya agar veneer terpasang dengan baik. Gigi yang digerus akan berubah bentuknya secara permanen dan seringkali prosedur ini cukup menyakitkan, sehingga harus dibantu dengan anestesi atau bius lokal.
Sedangkan pada no-prep, prosesnya lebih cepat. Pasalnya, hanya butuh sedikit perubahan pada gigi asli. Dokter hanya mengubah sedikit enamel gigi dan tidak sampai menggerus bagian bawah enamel gigi.
Pemasangan veneer gigi no-prep juga tidak memerlukan bius lokal. Gigi pasien akan diukur menggunakan alat cetakan khusus. Cetakan ini akan menjadi dasar pembuatan veneer yang akan dipasang pada pasien. Waktu pembuatan veneer gigi di laboratorium sekitar 2–4 minggu.
Bahan dari veneer sendiri ada dua, yaitu porselein ataupun komposit. Veneer komposit lebih murah dan mudah. Persiapan pemasangannya juga lebih sedikit. Sebelum pemasangan, dokter akan mengambil beberapa struktur gigi agar veneer bisa menempel.
Pada veneer komposit, biasanya struktur gigi yang diambil lebih sedikit. Sementara pemasangan veneer porselen butuh persiapan yang lebih banyak. Meski demikian, hal ini bergantung pada kondisi gigi pasien serta kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh klinik dan laboratorium.
Akan tetapi, veneer komposit tidak sekuat veneer porselein. Veneer komposit lebih mudah pecah dan tidak bertahan lama. Sebab, ia lebih mudah mengalami perubahan warna yang tentunya bisa membuat kualitas veneer menurun, terlebih bila pasien sering minum kopi atau merokok.
Veneer komposit umumnya bertahan 3-5 tahun atau 5-7 tahun. Jika ingin yang tahan lama, veneer porselen bisa jadi pilihan yang tepat. Veneer porselen bisa bertahan selama 10-15 tahun. Bahkan, ada juga yang bertahan hingga 25 tahun. Selain itu, veneer porselen juga menghasilkan tampilan yang lebih alami dan mampu menangkal noda dengan baik.